PONOROGO (Warta Mothik) - Memasuki hari ke-5 Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Multidisiplin yang dilaksanakan sejak 8 Juli hingga 14 Agustus 2025, Kelompok 62 mulai menunjukkan harmoni di tengah keberagaman.
Sebanyak 20 mahasiswa dari berbagai jurusan dan latar belakang belajar beradaptasi, tidak hanya dengan sesama anggota kelompok, tetapi juga dengan budaya dan masyarakat Desa Plunturan, Kecamatan Pulung.
Meski berasal dari kalangan Gen Z yang dikenal serba digital, semangat mereka untuk membaur dan menjaga nilai-nilai lokal sungguh patut diapresiasi. Sejak awal penempatan, komunikasi dengan warga mulai dibangun melalui kegiatan-kegiatan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat.
"Setiap kepala punya isi yang berbeda, tapi perbedaan itu justru memperkaya proses kami. Adaptasi ini menjadi pelajaran penting bagi kami semua," ujar salah satu peserta.
Berbagai kegiatan telah dilaksanakan: dari senam pagi bersama warga, makan bareng di rumah penduduk, hingga mengajar anak-anak dan remaja di desa. Tidak hanya itu, momen-momen kebersamaan juga menjadi ruang untuk bersosialisasi dan mempererat hubungan dengan masyarakat.
Hal yang menarik, meski berlatar belakang urban dan kekinian, para peserta tidak menolak kehadiran tradisi. Justru mereka menyambut budaya lokal dengan penuh antusias dan rasa hormat. “Kami percaya, menjaga tradisi bukan berarti ketinggalan zaman,” tambah seorang anggota kelompok lainnya.
KPM Multidisiplin Kelompok 62 ini bukan hanya tentang pengabdian, tetapi juga tentang pelajaran hidup: menerima perbedaan, membangun komunikasi lintas budaya, dan menjembatani nilai lama dan baru.
Bagus Satriawan/MNL
0 Komentar