Kericuhan ini terjadi akibat mendapatkan tentangan dari elemen-elemen masyarakat lain yang mendukung pemerintahan Sugiri Sancoko - Lisdyarita dan juga menghadiri kegiatan tersebut.


Kegiatan yang disinyalir kuat tidak mengantongi ijin dari pihak kepolisian ini sebenarnya adalah bentuk satu ekspresi dari pihak yang mengkritisi pemerintahan yang dipimpin oleh Sugiri Sancoko dalam bentuk stand up komedi.
Semula kegiatan tersebut berlangsung dengan aman dan tertib, bahkan kedua kubu yang bersebrangan ini juga bisa gayeng berkomunikasi. Namun sayangnya acara ini ternodai oleh narasi yang disampaikan oleh salah seorang peserta stand up komedi itu sendiri.
Berawal dari candaan yang menyebutkan Monumen Reog Ponorogo sebagai patung kucing (karena menurutnya belum selesai), akhirnya massa pro pemerintahan Sugiri Sancoko - Lisdyarita merasa tidak terima akibat candaan yang dinilai keterlaluan dan provokatif tersebut.
Untungnya aparat kepolisian dengan sigap segera menengahi perselisihan antara dua kubu itu. Komedian tersebut langsung diselamatkan menuju dalam gedung DPRD Ponorogo sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Namun massa yang terlanjur tersulut emosinya menuntut permintaan maaf dari sang komedian. Demi menghindari bentrokan massa yang lebih besar, komedian itu menyampaikan permohonan maaf kepada massa pro pemerintahan setelah sebelumnya mendapatkan jaminan keselamatan.
Setelah menyampaikan permohonan maaf didepan massa, acara tersebut lalu diakhiri atas pertimbangan keamanan dari pihak aparat kepolisian Ponorogo.
Kemudian massa dari kedua kubu secara tertib berangsur-angsur meninggalkan lokasi Panggung Rakyat.
Bagus Satriawan
0 Komentar