Dalam terjemahannya, ia menyebut Indonesia kaya akan sumber daya, tapi minim teknologi dan infrastruktur. Pesan ini sebenarnya sederhana tapi menyentil: kalau kita mau jadi negara maju, kita harus serius belajar teknologi. Bukan cuma sebagai pengguna, tapi juga sebagai pengembang dan pemilik inovasi.
Dalam salah satu cuplikan, dikatakan bahwa orang Tiongkok terus belajar karena tekanan tinggi. Sementara banyak orang Indonesia masih malas belajar, padahal dunia kerja semakin kompetitif dan otomatisasi semakin masif.
Kita tidak bisa selamanya bergantung pada kekayaan alam. Masa depan ada di tangan mereka yang menguasai sains, digitalisasi, dan kemampuan adaptasi. Kalau Indonesia mau maju, generasi mudanya harus mulai melek teknologi sekarang juga. Jangan tunggu tertinggal dulu, baru menyesal.
Bagus Satriawan
0 Komentar