Di antara gemuruh perjuangan kemerdekaan Indonesia, nama Iwa Koesoemasoemantri mungkin tidak sepopuler Mohammad Hatta atau Sukarno. Namun, jejak langkahnya sebagai seorang pemikir, aktivis, pendidik, dan politisi, telah menorehkan kontribusi fundamental dalam pembentukan dan penegakan Republik Indonesia. Kiprahnya yang panjang dan penuh pengabdian menjadikannya salah satu pahlawan kemerdekaan yang patut dikenang dan diteladani.
Awal Kehidupan dan Fondasi Pendidikan yang Kokoh
Iwa Koesoemasoemantri lahir di Ciamis, Jawa Barat, pada tanggal 30 Mei 1899. Terlahir dari keluarga priyayi yang terpandang, ia mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan yang layak sejak dini. Ayahnya, Raden Rangga Soeriadikusumah, adalah seorang Bupati Ciamis, yang memberikan Iwa akses ke pendidikan modern yang kala itu masih terbatas.
Pendidikan awalnya ditempuh di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) di Ciamis, kemudian melanjutkan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Bandung. Bakat intelektualnya yang cemerlang membawanya ke Rechtshoogeschool (Sekolah Tinggi Hukum) di Batavia (sekarang Jakarta), di mana ia mulai mendalami ilmu hukum. Namun, semangat nasionalismenya yang berkobar mendorongnya untuk melanjutkan studi ke luar negeri.
Sejak masih berstatus pelajar Iwa sudah aktif dalam organisasi Tri Koro Darmo yang kemudian berganti nama menjadi Jong Java bahkan ketika melanjutkan kuliah di Belanda, Iwa dipercaya menjadi ketua Perhimpunan Indonesia (PI) yang sebelumnya bernama Indonesisch Vereniging. Dibawah kepemimpinannya, Pl menjadi wadah perjuangan untuk mewujud kan kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1921, Iwa berangkat ke Belanda untuk menempuh pendidikan di Universitas Leiden. Di sanalah ia bertemu dengan para pemuda Indonesia lainnya yang kelak menjadi tokoh-tokoh penting pergerakan nasional, seperti Mohammad Hatta dan Sukarno.
Lingkungan intelektual dan atmosfer pergerakan anti-kolonial di Eropa semakin mengasah pemikiran Iwa tentang kemerdekaan bangsanya. Ia lulus dengan gelar Meester in de Rechten (Mr.) atau Sarjana Hukum pada tahun 1925.
Latar Belakang Keluarga dan Pengaruhnya
Keluarga Iwa Koesoemasoemantri adalah keluarga bangsawan Sunda yang memiliki tradisi pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Lingkungan keluarga yang mendukung pendidikan dan nilai-nilai luhur turut membentuk karakter Iwa sebagai individu yang cerdas, berintegritas, dan memiliki kepedulian sosial tinggi.
Meskipun berasal dari kalangan priyayi, Iwa tidak terlena dalam kemewahan. Sebaliknya, ia memanfaatkan privilege yang dimilikinya untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan demi perjuangan bangsanya.
Jejak Perjuangan dan Jasa-Jasa Pentingnya
Sekembalinya ke Tanah Air, Iwa Koesoemasoemantri segera terjun aktif dalam pergerakan nasional. Pemikirannya yang progresif dan keberaniannya dalam menyuarakan hak-hak rakyat membuatnya menjadi salah satu tokoh yang diperhitungkan.
* Aktivis Pergerakan Nasional:
Sejak tahun 1926, Iwa menjadi anggota Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Sukarno. Ia juga aktif dalam berbagai organisasi pemuda dan pergerakan, menyuarakan anti-kolonialisme dan pentingnya persatuan bangsa. Pemikirannya yang radikal dan tegas seringkali membuatnya berhadapan dengan pemerintah kolonial Belanda, bahkan membuatnya beberapa kali dipenjara.
* Peran dalam BPUPKI dan PPKI:
Salah satu jasa terbesarnya adalah keterlibatannya dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sebagai anggota BPUPKI, Iwa turut merumuskan dasar negara Pancasila.
Ia adalah salah satu tokoh yang gigih memperjuangkan konsep negara kesatuan dan kedaulatan rakyat. Keberaniannya dalam menyampaikan pandangan pada masa-masa krusial tersebut sangat menentukan arah kemerdekaan bangsa.
* Menteri Pertama di Berbagai Bidang: Setelah proklamasi kemerdekaan, Iwa Koesoemasoemantri memegang berbagai jabatan penting dalam kabinet Republik Indonesia. Ini menunjukkan kepercayaan besar para pemimpin bangsa terhadap kapabilitas dan integritasnya:
* Menteri Sosial (1945):
Pada kabinet pertama di bawah Perdana Menteri Sutan Sjahrir, Iwa dipercaya menjabat sebagai Menteri Sosial. Di masa-masa awal kemerdekaan yang penuh gejolak, ia berperan penting dalam penanganan dampak perang dan pembangunan kembali masyarakat.
* Menteri Pertahanan (1953-1955):
Di bawah Kabinet Ali Sastroamidjojo I, Iwa dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Dalam kapasitas ini, ia berperan dalam konsolidasi kekuatan militer dan menjaga stabilitas negara di tengah berbagai pemberontakan daerah dan ancaman dari luar.
* Menteri Agraria (1956-1957):
Pada era Kabinet Ali Sastroamidjojo II, ia kembali dipercaya sebagai Menteri Agraria. Ia berperan dalam merumuskan kebijakan agraria yang adil bagi rakyat, khususnya para petani.
* Peran dalam Pembentukan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950:
Iwa juga merupakan anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang berperan besar dalam perancangan dan penetapan Undang-Undang Dasar Sementara 1950, yang menjadi landasan hukum negara sebelum kembali ke UUD 1945.
* Tokoh Pendidikan dan Hukum:
Selain kiprah politiknya, Iwa Koesoemasoemantri juga merupakan seorang akademisi dan pendidik yang ulung. Ia pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Padjadjaran (Unpad) pada periode 1961-1964. Kontribusinya dalam dunia pendidikan sangat besar, terutama dalam mengembangkan pendidikan tinggi di Indonesia dan melahirkan generasi penerus yang cakap.
Masa Tua dan Akhir Hayat
Setelah mengabdi bertahun-tahun untuk bangsa, Iwa Kusumasumantri menghabiskan masa tuanya dengan tetap aktif dalam kegiatan sosial dan keilmuan. Ia terus memberikan sumbangan pemikiran dan pengalaman bagi kemajuan bangsa.
Iwa Koesoemasoemantri menghembuskan napas terakhirnya di Jakarta pada tanggal 25 November 1971, pada usia 72 tahun. Jenazahnya dimakamkan dengan penghormatan sebagai pahlawan nasional. Pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Iwa Koesoemasoemantri atas jasa-jasanya yang tak terhingga bagi kemerdekaan dan pembangunan bangsa.
Penutup
Iwa Koesoemasoemantri adalah representasi dari intelektual pejuang yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk Indonesia. Dari bangku pendidikan di Belanda hingga kursi menteri dan rektor, ia selalu berpegang teguh pada prinsip keadilan, kedaulatan, dan kemajuan bangsa.
Kisah hidupnya adalah pengingat bahwa kemerdekaan Indonesia tidak dicapai hanya oleh segelintir orang, melainkan oleh kontribusi kolektif dari para pahlawan yang gigih, cerdas, dan berani, seperti Iwa Kusumasumantri. Warisannya akan terus menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk menjaga dan membangun Indonesia yang lebih baik.
Bagus Satriawan
0 Komentar