PONOROGO (Warta Mothik) - Suasana Pendopo Kabupaten Ponorogo dipenuhi alunan gamelan yang menenangkan jiwa, ketika Festival Karawitan Remaja dan Umum resmi digelar sebagai bagian dari rangkaian Grebeg Suro 2025. Acara ini menjadi ajang penting untuk menanamkan kecintaan terhadap seni karawitan kepada generasi muda sekaligus memperkuat identitas budaya daerah.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Ponorogo, Judha Slamet Sarwo Edi dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas antusiasme para peserta dan menyampaikan pentingnya regenerasi seniman tradisional.
"Hari ini kita menyaksikan bagaimana generasi muda mampu menjaga dan mencintai karawitan. Sekarang festival ini untuk remaja dan umum. Ke depan, akan ada festival untuk anak-anak. Inilah yang disebut transmisi berjenjang. Kita siapkan estafet budaya sejak dini." ungkapnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya semangat kemandirian dalam menjaga eksistensi budaya lokal.
"Kita harus terus berkembang, walaupun harus mandiri. Keterbatasan bukan alasan untuk berhenti, tapi justru pendorong untuk terus nguri-uri budaya." ujar pria murah senyum ini.
Festival ini diikuti oleh 17 kelompok karawitan dari kalangan remaja hingga komunitas umum. Suara gamelan yang mengalun dan tembang-tembang klasik yang dibawakan para sindhen, membuktikan bahwa seni karawitan masih sangat relevan dan menarik di semua generasi.
“Reog adalah ikon, dan karawitan adalah jiwanya. Maka nguri-uri Reog harus dibarengi dengan nguri-uri karawitannya. Keduanya saling menguatkan dan tidak bisa dipisahkan,” tegasnya.
Kadisbudparpora Ponorogo juga berharap agar festival seperti ini tidak berhenti sebagai acara tahunan semata, tetapi menjadi gerakan budaya yang konsisten, sistematis, dan melibatkan berbagai pihak. Dengan pendekatan yang ringan, mendidik, dan menyenangkan, karawitan diyakini bisa kembali hadir sebagai bagian dari kehidupan generasi muda.
"Anak-anak kita harus dibiasakan mendengar gamelan, memahami tembang, dan mencintai kesenian tradisional sejak dini agar cinta budaya tertanam selalu." pungkasnya.
Festival ini bukan sekadar panggung hiburan, tetapi juga sarana untuk nguri-uri budaya karawitan yang menjadi elemen penting dalam pertunjukan Reog Ponorogo, kesenian khas yang yang telah mendapat pengakuan sebagai warisan budaya tak benda dunia dari UNESCO.
Acara ditutup dengan pemukulan kendang secara simbolis oleh bapak Sarwo Edi dan dilanjutkan dengan penampilan pertama dari kelompok karawitan, disambut antusias oleh para penonton yang memadati Pendopo Kabupaten.
Prasetya
#grebegsuro2025
0 Komentar