Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Raden Sukarjo Wiryopranoto: Diplomat Ulung dan Pelopor Kemerdekaan



Indonesia memiliki banyak pahlawan yang jasanya terukir abadi dalam sejarah perjuangan kemerdekaan. Salah satunya adalah Raden Sukarjo Wiryopranoto, seorang putra bangsa yang mendedikasikan hidupnya untuk kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia, baik melalui jalur pergerakan politik di dalam negeri maupun diplomasi di kancah internasional. Kisah hidupnya adalah cerminan semangat pantang menyerah dan kecerdasan yang luar biasa dalam menghadapi tantangan zaman.

Masa Muda dan Latar Belakang Pendidikan

Raden Sukarjo Wiryopranoto dilahirkan pada tanggal 5 Juni 1902 di Kasugihan, Cilacap, Jawa Tengah. Ia adalah putra dari Wiryodiharjo yang bekerja pada Jawatan Kereta Api pada zaman Hindia Belanda. Ibunya berasal dari Purwokerto, keturunan seorang alim ulama, bernama Kyai Asmadi. Sukarjo mempunyai saudara berjumlah tujuh orang dan ia adalah anak keenam.

Ketika Sukarjo berumur tiga tahun, ayahnya meninggal dunia. Sehingga ia dan saudara-saudaranya dibesarkan oleh sang ibu didalam keluarga priyayi yang taat beragama dan menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan.

Pendidikan awal Sukarjo dimulai di ELS (Europeesche Lagere School), sekolah dasar untuk anak-anak Eropa dan pribumi terkemuka, di Cilacap. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di Yogyakarta, kemudian ke HBS (Hoogere Burgerschool) di Semarang. 

Jiwa muda Sukarjo yang cerdas dan kritis membuatnya tidak puas hanya dengan pendidikan formal. Ia juga gemar membaca buku-buku tentang politik, hukum, dan sejarah, yang kelak membentuk pemikiran kebangsaannya.

Awal Karier dan Kiprah Pergerakan Nasional

Setelah menyelesaikan pendidikan tingginya, Sukarjo Wiryopranoto meniti karier sebagai pegawai negeri di berbagai instansi pemerintahan kolonial. Namun, hatinya tidak sepenuhnya berada di sana. Ia merasakan ketidakadilan dan penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda terhadap bangsanya. Oleh karena itu, ia mulai aktif dalam berbagai organisasi pergerakan nasional.

Sukarjo dikenal sebagai salah satu tokoh muda yang vokal dan berani. Ia bergabung dengan Jong Java, sebuah organisasi pemuda yang bertujuan untuk mempersatukan pemuda Jawa. Kemudian, ia terlibat dalam Indische Partij, partai politik pertama di Hindia Belanda yang secara terang-terangan menuntut kemerdekaan. Keaktifannya di organisasi-organisasi ini membuatnya sering berhadapan dengan pengawasan ketat dari pihak kolonial.

Puncak dari keterlibatannya dalam pergerakan nasional di era pra-kemerdekaan adalah perannya dalam Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Sebagai salah satu tokoh penting di KNIP, Sukarjo turut merumuskan dasar-dasar negara dan mempersiapkan transisi menuju kemerdekaan. Ia dikenal memiliki kemampuan lobi dan negosiasi yang ulung, yang sangat penting dalam menyatukan berbagai pandangan dan kepentingan di antara para pejuang kemerdekaan.

Jasa-Jasa dalam Perjuangan Kemerdekaan dan Diplomasi

Jasa-jasa Raden Sukarjo Wiryopranoto bagi bangsa dan negara sangatlah besar. Selain perannya dalam KNIP, ia juga dikenal sebagai seorang diplomat ulung yang mewakili Indonesia di kancah internasional pada masa-masa awal kemerdekaan.

Salah satu momen krusial adalah ketika Sukarjo ditugaskan sebagai anggota delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda, pada tahun 1949. Dalam konferensi yang menentukan nasib bangsa Indonesia ini, 

Sukarjo memainkan peran penting dalam perundingan yang alot dan penuh tekanan. Kecakapannya dalam berdiplomasi, argumen yang kuat, serta pengetahuannya yang luas tentang hukum internasional, membantu Indonesia mencapai pengakuan kedaulatan penuh dari Belanda. Keberhasilannya dalam KMB merupakan titik balik penting dalam sejarah Indonesia.

Setelah pengakuan kedaulatan, Sukarjo Wiryopranoto melanjutkan karier diplomatiknya. Ia pernah menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk India dan Duta Besar untuk Filipina. Di setiap penugasannya, ia selalu berupaya memperkuat hubungan bilateral dan mempromosikan citra positif Indonesia di mata dunia. Ia juga aktif dalam berbagai forum internasional, menyuarakan aspirasi bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk kemerdekaan dan keadilan.

Hari-Hari Akhir dan Warisan Abadi

Raden Sukarjo Wiryopranoto menghembuskan napas terakhirnya pada tanggal 23 Mei 1962 di Manila, Filipina, saat masih menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Filipina. Kepergiannya merupakan duka mendalam bagi bangsa Indonesia yang telah kehilangan salah satu putra terbaiknya.

Jenazah Raden Sukarjo Wiryopranoto kemudian dipulangkan ke tanah air dan dimakamkan dengan upacara kenegaraan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Raden Sukarjo Wiryopranoto pada tanggal 20 Oktober 1962, sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa dan pengabdiannya yang tak terhingga bagi kemerdekaan dan kedaulatan negara.

Raden Sukarjo Wiryopranoto adalah teladan bagi generasi penerus. Semangat perjuangannya, kecerdasannya dalam berdiplomasi, dan dedikasinya yang tanpa pamrih adalah warisan berharga yang harus terus kita jaga dan teladani. Namanya akan selalu dikenang sebagai salah satu arsitek kemerdekaan dan diplomat ulung yang membawa harum nama Indonesia di mata dunia.

Posting Komentar

0 Komentar