UMKM
Punya Peran Krusial
dalam Mendukung Keberhasilan Program
Makan Bergizi Gratis
Kuta,
Bali – WARTAMOTHIK.com
Program
Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan sekadar upaya peningkatan gizi masyarakat,
tetapi juga strategi besar pemberdayaan ekonomi lokal yang menempatkan UMKM dan
koperasi sebagai motor penggerak utama. Para pelaku UMKM mempunyai peranan yang cukup besar dalam kesuksesan
program MBG disetiap daerah.
Kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan
Pemberdayaan Pelaku Usaha Daerah dan Masyarakat dalam mendukung Program MBG ini digelar di Harris Sunset Road,
Kuta, Bali selama tiga hari
pada 24-26 September 2025.
Sosialisasi untuk mendukung program MBG ini dihadiri oleh Kabid
Pemberdayaan UKM I
Dewa Agung Gede Purnama, Kabadan
BPPD Prov. Bali I
Wayan Wiasthana Ika Putra, KPPG
Denpasar Kasub TU Putu
Diah Ernitasari, Ketahanan Pangan I
Nyoman Widyana Putra, dan Kabid
PUEMKP Luh Gita Andari.
Dalam kesempatannya, Kabid Pemberdayaan UKM I
Dewa Agung Gede Purnama menjelaskan
dengan rinci mengenai sinergi pemerintah dengan
pelaku UMKM yang menjadi
kunci utama dalam keberhasilan
program MBG.
“Pemberdayaan
UMKM harus berlandaskan prinsip kesetaraan, partisipatif, dan berkelanjutan.
Melalui koperasi dan BUMDes, kita ingin membangun rantai pasok pangan lokal
yang kuat, dari petani hingga ke dapur gizi,” tutur I Dewa Agung.
Program
MBG digagas oleh Badan Gizi Nasional (BGN) bertujuan untuk meningkatkan asupan dan
pengetahuan gizi masyarakat, terutama bagi anak sekolah, ibu hamil, dan balita.
Namun di sisi lain, program ini juga diharapkan mendorong kemandirian ekonomi
desa melalui produksi dan distribusi pangan lokal bergizi.
Kemudian, Kabadan BPPD Prov I Wayan Wiasthana Ika
Putra, menegaskan peran penting BUMDes dan BUMDesma dalam rantai pasok pangan.
“Dana
Desa tahun 2025 wajib dialokasikan minimal 20 persen untuk ketahanan pangan,
termasuk MBG. BUMDes menjadi tulang punggung sebagai produsen, konsolidator,
sekaligus distributor pangan bergizi,” jelasnya.
Sementara
itu, Kasub TU KPPG Denpasar, Putu
Diah Ernitasari menyoroti pentingnya koordinasi lintas sektor agar pelaksanaan
MBG di daerah berjalan optimal.
“Dengan
sinergi yang lebih baik, dampaknya akan jauh lebih luas bagi ketahanan pangan
daerah,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketahanan Pangan, I Nyoman Widyana
Putra menjelaskan bahwa MBG tidak hanya memperbaiki status gizi masyarakat,
tetapi juga menjadi instrumen peningkatan kesejahteraan petani dan pelaku UMKM.
“Setiap
porsi makanan bergizi yang disalurkan membawa multiplier effect ekonomi lokal.
Kita ingin pangan sehat datang dari desa, untuk anak-anak bangsa,” tegasnya.
Selain
aspek ekonomi tadi, Kabid
PUEMKP Luh Gita Andari, mengingatkan masyarakat terkait pentingnya aspek keamanan
pangan.
“Keberhasilan
MBG ditentukan oleh standar higienitas dapur gizi (SPPG). Penjamah pangan wajib
bersertifikat dan memiliki kelayakan higiene-sanitasi agar makanan yang
diberikan aman dan sehat,” tuturnya.
Secara
keseluruhan, kegiatan ini menegaskan bahwa peran UMKM bukan sekadar penyedia
bahan baku, tetapi juga pilar utama keberlanjutan ekonomi dan gizi nasional.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, koperasi, dan masyarakat, Program MBG
diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan, menekan angka stunting, serta
membuka lapangan kerja baru di tingkat desa. (RED)
0 Komentar