Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Megawati, Tanaman dan Merawat Kehidupan

Ada satu kebiasaan Megawati ketika berkunjung ke satu lokasi wilayah, ia selalu menyelipkan agenda untuk menanam pohon. Tidak hanya pada daerah-daerah di Indonesia, ia bahkan melakukan tradisi ini di Korea Selatan & Uzbekistan. 

Sebagai orang yang pernah berkuliah di Fakultas Pertanian UNPAD, ia bahkan mampu menyebut nama-nama latin dari pohon, bunga atau tumbuhan yang ditemuinya. 

Kecintaannya pada lingkungan hidup berakar dari DNA ayahnya, Sukarno. Yang mana ibu dari Sukarno atau nenek dari Mega berasal dari Bali. 

Juga kita tahu, bagi masyarakat Bali, alam & lingkungan hidup bukan hanya soal ekonomi tapi menyatu dengan nilai-nilai spiritual kehidupan mereka.

Ayahnya, Sukarno bahkan pernah menghadiahi ribuan pohon Mindi ke Raja Arab Saudi di 1955. Tujuannya memberikan kesejukan bagi setiap jamaah yang berangkat haji atau umroh. Pun hingga saat ini pohon itu masih lestari di Arab Saudi, pohon yang dinamakan Pohon Sukarno. 

Tidak hanya Raja Arab Saudi, Pemimpin Korea Utara Kim II-Sung pernah dihadiahi Sukarno anggrek jenis Dendrobium yang oleh mereka dijadikan sebagai bunga nasional bernama Kimilsugia. 

Pengetahuan Mega soal lingkungan & alam menyatu pengalaman hidupnya. Ia tumbuh dan besar bersama saudaranya di Istana Bogor yang ditumbuhi ribuan jenis pohon & bunga. 

Bahkan di tahun 2001, Mega pernah mendirikan satu yayasan bernama Yayasan Kebun Raya Indonesia yaitu organisasi nirlaba untuk melestarikan keanekaragaman tumbuhan tropis di Indonesia. 

Kecintaannya itu, ia bawa ke rumahnya. Ia menanam pelbagai jenis tumbuhan dipekarangan rumahnya, dari : pohon, bunga, cabe, tomat hingga bawang. Dan tentu saja, tak jarang ia memetiknya & diolah untuk dikonsumsi di meja makan rumahnya. 

Perhatiannya Mega pada lingkungan hidup yang paling saya ingat adalah  ketika Mega menebar Ikan pora-pora di Danau Toba tahun 2003. 

Ia menebar ikan itu tidak begitu saja, tapi didahului oleh riset sebagai alternatif pengganti Ihan Batak yang hampir punah. Hasilnya ikan itu banyak diminati, laris dan cepat berkembang biak serta meningkatkan perekonomian nelayan di Danau Toba. 

Atas rasa syukur masyarakat lokal Danau Toba akhirnya menamai ikan itu dengan nama: IKAN MEGAWATI

Bagus Satriawan
Diolah dari berbagai sumber