Bukan tanpa alasan Kang Bupati Sugiri Sancoko mengajak perwakilan BUMDES untuk melihat ternak ayam petelur yang dimilikinya.
"Saya sengaja mengajak perwakilan BUMDES untuk melihat ke kandang ayam petelur milik saya ini. Agar mempunyai visi usaha yang lain. Jangan hanya mikir ternak sapi dan kambing. Kita sama-sama mencoba membuka wawasan untuk membuka bidang usaha yang menguntungkan BUMDES dan mendukung program Makan siang Bersama Gratis (MBG) yang digagas oleh Bapak Presiden." terang Kang Giri.
Ia juga merinci kegiatan sederhana yang ia lakoni agar bisa membuka wawasan dan ide perwakilan Forum BUMDES yang turut menyertainya.
"Saya mencoba melakukan hal-hal yang sederhana, misalnya dengan beternak ayam petelur ini. Jumlahnya tidak banyak, hanya 52 ekor yang saya bagi menjadi dua kandang masing-masing diisi 25 ekor ayam betina dan 1 ekor ayam jantan. Dari 50 ekor ayam betina ini, bisa menghasilkan minimal 47 sampai 48 butir telur setiap hari. Bahkan pernah dalam 1 hari panen 51 butir telur. Ini keren bos. Hal ini layak untuk dilakukan oleh masyarakat Ponorogo." rinci Bupati Ponorogo dua periode ini.
Saat ditanya oleh salah seorang perwakilan BUMDES tentang pakan yang dibutuhkan, Kang Giri juga menjelaskan kemudahan pakan yang diberikan.
"Pakan yang diberikan juga relatif mudah didapat. Konsentrat hanya separuh dosis, selebihnya pakan biasa. Bisa jagung, gaplek, katul atau sisa nasi basi. Jangan pakan pabrik semua, nanti malah tidak mempunyai nilai ekonomis." terangnya.
Lebih lanjut Sugiri Sancoko menyampaikan mimpinya jika Ponorogo bisa menjadi daerah swasembada telur, maka sanggup meningkatkan taraf hidup masyarakat.
"Saya bayangkan, jika ternak ayam petelur skala kecil ini bisa dilakukan di masing-masing rumah tangga, maka kita bisa surplus telur. Sebagian kita konsumsi,dan sisanya kita jual. Bahkan, bukannya tidak mungkin Ponorogo bisa menjadi daerah penghasil telur tingkat regional atau nasional." tutupnya.
Bagus Satriawan
0 Komentar