PONOROGO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo melalui Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPKP) menggelar sosialisasi perizinan dan sertifikasi bangunan secara khusus untuk puluhan pondok pesantren. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (9/10/2025) di kantor Dinas PUPKP Jl. Gajah Mada No. 67.
Inisiatif ini merupakan langkah responsif menyusul peristiwa di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, serta dalam rangka memeringati Hari Santri Nasional. Kepala Dinas PUPKP Kabupaten Ponorogo, Jamus Kunto Purnomo, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah instruksi langsung dari Bupati untuk melakukan evaluasi terhadap bangunan-bangunan di lingkungan pesantren.
"Ini adalah pertemuan kita secara teknis dengan para pimpinan pondok pesantren. Yang utama adalah bagaimana kita bisa mengevaluasi bangunan-bangunan yang ada di pondok ini, secara konstruksi aman dan nyaman, serta bisa memberikan rasa tentram kepada wali santri," ujar Jamus dalam sambutannya.
Dia menyadari, dengan jumlah pesantren yang mencapai ratusan di Ponorogo, capaian pertemuan perdana yang dihadiri sekitar 40 pondok ini masih perlu ditingkatkan. Untuk itu, Dinas PUPKP berkomitmen memberikan pendampingan secara tepat dan berkelanjutan terkait proses pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).
"Setiap saat kami akan dampingi, dan tentunya ini menjadi sebuah kewajiban bagi kami," tegasnya.
Komitmen pemerintah daerah ini disambut hangat oleh perwakilan pondok pesantren. Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Mutawakkil, K. Sunartip Fadlan, S.H.I., M.Sy., menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas inisiatif ini.
"Kami terima kasih sekali. Betapa keamanan dan keselamatan adalah segalanya. Maka langkah yang ditempuh oleh PU kami sambut dengan baik. PU mengerahkan hati, tenaga, pikiran, dan itu gratis. Artinya, ini betul-betul pengabdian kepada pesantren, kepada lembaga pendidikan," ujarnya.
Sunartip mendorong sesama pengasuh pesantren untuk berpikiran terbuka (open minded) dan memandang langkah ini sebagai sebuah kemuliaan yang harus diperjuangkan bersama untuk kemajuan masing-masing pesantren.
Dukungan juga datang dari Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Ponorogo. Perwakilan Kemenag, Ayub Ahdiansyams, menyatakan harapannya agar kegiatan edukasi ini dapat berlanjut.
"Data yang ada di Kemenag, santri di Ponorogo ada 123 pesantren. Ini baru 40, jadi belum 50%. Kami harap berlanjut sehingga pondok pesantren mendapat edukasi tentang kelayakan asrama," kata Ayub.
Lebih lanjut, ia berharap dari pertemuan ini, pesantren yang telah mendapatkan edukasi dapat menindaklanjuti dengan mengurus sertifikasi layak huni untuk bangunan yang sudah berdiri.
"Dengan begitu, dalam pembelajaran, santri bisa aman dan nyaman," pungkasnya.
Melalui ngaji konstruksi ini, Pemkab Ponorogo bertekad membangun sinergi dengan pesantren, tidak hanya dalam bidang keagamaan dan pendidikan, tetapi juga dalam menjamin infrastruktur yang aman dan layak bagi generasi penerus bangsa.
Bagus Satriawan
0 Komentar