PONOROGO - Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Ponorogo resmi membuka Kursus Mahir Tingkat Dasar (KMD) dan Kursus Mahir Tingkat Lanjutan (KML) Gelombang I Tahun 2025. Kegiatan yang berlangsung selama enam hari, dari 11 hingga 16 Oktober 2025 ini, dipusatkan di wilayah Desa dan Kecamatan Sukorejo serta sekitarnya.
Kursus pembina Pramuka ini diselenggarakan dengan berlandaskan pada Undang-Undang RI No. 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka No. 7 hasil Musyawarah Nasional 2023, serta Surat Keputusan Kwarcab Ponorogo No. 25 Tahun 2025.
Kegiatan ini mencatatkan partisipasi yang sangat tinggi. Secara total, terdapat 685 orang yang terlibat, yang terdiri dari 530 peserta KMD, 86 peserta KML, serta 69 orang pelatih dan panitia. Mayoritas peserta berasal dari Ponorogo (605 orang), dengan sisanya datang dari berbagai daerah seperti Tulungagung, Wonogiri, Sumenep hingga Banyuwangi.
Dalam sambutannya pada pembukaan kursus, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menekankan pentingnya peran Pramuka dalam pembentukan karakter generasi muda.
“Mentransfer knowledge kepada murid, jika tidak dibarengi dengan mentransfer karakter, maka pintarnya akan jadi pintar yang ‘pepesan kosong’. Tidak ada jiwa, tidak ada karakter. Dan bahkan hanya pintar di otak, tidak sampai ke jiwa,” tegas Bupati pada Sabtu, (11/10/2025).
Sugiri menyatakan bahwa Pramuka adalah jawaban atas tantangan tersebut. “Maka saya memilih jalan Pramuka. Ini adalah ada dua cara: mentransfer knowledge sekaligus mentransfer karakter dengan cara yang sangat menyenangkan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bupati menyoroti kekurangan dalam pendidikan karakter saat ini. “Saya pengen anak-anak bangsa ini punya karakter. Karakter itu penting. Sehingga bangsa ini, barangkali ada kurikulum perubahan yang kurikulum merdeka, apapun namanya, tapi sudah agak kering pendidikan karakternya. Barangkali para pemimpin-pimpinnya, termasuk saya, tidak bisa menjadi teladan. Barangkali seniornya, bapak ibunya karena sibuk, tidak bisa menjadi teladan.”
Oleh karena itu, menurutnya, Pramuka hadir sebagai solusi. “Maka teladan yang kita dorong kembali melalui kepramukaan adalah cara yang paling indah, cara yang paling elok, untuk memberikan karakter kepada anak-anak generasi penerus,” papar Sugiri.
Bupati menyebut bahwa meninggalkan generasi yang jauh lebih berkualitas adalah tantangan terberat. “Itu mungkin sekelumit cita-cita yang membuat kita bersama-sama. Karena PR yang kita miliki yang paling rumit sepanjang peradaban manusia adalah meninggalkan generasi yang jauh lebih berkualitas daripada kita.”
“Kita bersama-sama berjuang, bersama-sama berupaya berikhtiar, agar generasi berusaha setelah kita adalah generasi yang berkualitas akhlaknya, moralnya, fighting spirit-nya, ethos kerjanya, peradabannya, dan budi pekertinya. Mimpi besar-besar itu, dan itu komplit ada di Pramuka,” tutup Bupati dengan penuh semangat.
Penyelenggaraan KMD dan KML ini diharapkan dapat menghasilkan pembina Pramuka yang tidak hanya mahir dalam teknik kepramukaan tetapi juga mampu menjadi teladan dan menanamkan nilai-nilai karakter yang luhur kepada para peserta didik di gugus depan masing-masing.
Bagus Satriawan
Social Plugin