Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Jejak Sejarah Abad ke-10 Tersingkap di Jelajah Situs Ponorogo.

Artefak Abad ke-10 Muncul dalam Jelajah Situs Sejarah Ponorogo (foto: Bagus S, wartajabar)


PONOROGO -
Berbagai kalangan mengikuti kegiatan jelajah situs sejarah di Kabupaten Ponorogo, Sabtu (23/8/2025). Kegiatan kunjungan ke situs sejarah di Ponorogo ini merupakan upaya konkret untuk menautkan generasi muda dengan jejak sejarah dan budaya leluhurnya.

Di Museum Peradaban Transit tersimpan koleksi artefak era Hindu Buddha dan alat-alat pertanian dan rumah tangga tempo doeloe.

Jelajah Situs dimulai di situs Makam Batara Katong (tokoh pendiri Kabupaten Ponorogo utusan Kerajaan Demak). Lalu dilanjutkan ke situs Gunung Gae, situs Medang, stom atau pembangkaran gamping peninggalan Belanda dan Monumen Reog Ponorogo.

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko yang hadir untuk memberangkatkan, dalam sambutannya menyampaikan kegelisahan sekaligus harapan besar. Ia melihat keragaman generasi peserta, dari Gen Z hingga Alpha, sebagai sebuah tanda yang positif. Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar jalan-jalan, melainkan upaya menancapkan tonggak sejarah bagi generasi penerus.

“Kata ahli pernah mengatakan bahwa kalau kamu ingin melumpuhkan suatu bangsa, pisahkan generasi muda dari leluhurnya, pisahkan generasi muda dari sejarahnya pasti bangsa itu akan kocar-kacir dan cerai-berai. Kami ingin nah ini kita tautkan kembali bahwa rahim perjalanan sejarah bangsa ini ada pada tautan rahim leluhur,” tegas Bupati.

Bupati Sugiri berharap kegiatan ini menjadi awal dari gerakan yang lebih besar untuk mengembalikan jati diri bangsa. Mimpi besarnya adalah membangun Museum Peradaban di Sampung, yang diawali dengan Trans Museum yang telah dirintis. Museum ini diharapkan menjadi pusat penelitian dan pijakan untuk membangun karakter bangsa berdasarkan kearifan leluhur.

“Ini awal mula yang baik… kecil tapi ini bermakna besar. Tidak sekedar jalan dan bersama-sama wisata, tapi kita menancapkan sebuah tonggak sejarah, kita mulai berkiblat membangun berbasis agama bangunan yang kokoh sepanjang masa,” pungkas Bupati menutup sambutannya.

Menariknya, peserta mengunjungi artekak berupa lingga yoni yang tersimpan di rumah Jemarin, warga Dusun Bogen, Desa/Kecamatan Sampung. Empat berupa yoni dan satu yoni lengkap dengan lingganya yang menancap. Artefak tersebut dibuat sekitar abad 10 Masehi.

“Lima artefak itu ditemukan di sawah saya tahun 2006, kemudian beramai-ramai dibawa ke rumah saya. Saya berharap Pemkab Ponorogo membantu membuatkan tempat untuk artefak tersebut, karena banyak yang berkunjung kemari,” ujarnya.

Peserta Jelajah Situs dikenakan biaya Rp 50.000 per orang, mendapat fasilitas makan siang dan snack. Berbeda dengan jelajah tahun sebelumnya yang naik kereta kelinci, jelajah sekarang dibantu Pemkab Ponorogo berupa dua bus dan satu Elf.

Arif Basuki, Ketua Komunitas Kepurbakalaan Jawa Kuno Kulon Wilis, berharap Jelajah Situs bisa menjadi agenda Pemkab Ponorogo setiap bulan, mengingat besarnya minat peserta.

“Kalau pendaftatan tidak kami batasi pesertanya bisa membludak, bisa lebih dari 100 orang. Selain itu kegiatan ini juga semacam cek ombak untuk mengetahui minat masyarakat mengikuti jelajah ini,” kata anggota Tim Pendaftar Cagar Budaya Kabupaten Ponorogo ini.

Sementara Titis Musito, koordinator Jelajah Budaya, mengatakan nantinya Jelajah Situs akan menjadi salah satu kegiatan Museum Peradaban Ponorogo. “Kegiatan Jelajah Situs ini merupakan salah satu kegiatan literasi museum,” ujarnya. 


Bagus Satriawan




Posting Komentar

0 Komentar